Gaya Parenting Orang tua Gen Z

Anak harus diberikan pendampingan saat menggunakan gawai. (Foto: Suryo Hartono)

Berdasarkan hasil sensus penduduk 2020 yang dirilis Badan Pusat Statistik, sebagian besar penduduk Indonesia berasal dari generasi Z, yaitu sebesar 27,94% dari total jumlah penduduk. Apakah generasi Z itu? Generasi Z atau gen Z merupakan generasi yang lahir antara tahun 1997 sampai 2012.

Menurut Bruce Tulgan dan RainmakerThinking, Inc., ada lima karakteristik utama Gen Z sebagai berikut.

  1. Sebagian besar gen Z sangat bergantung pada media sosial. Media sosial menjadi sarana untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan semua orang.
  2. Bagi gen Z, memiliki relasi dengan orang lain sangat penting.
  3. Ada kesenjangan yang cukup jauh antara generasi Z dan generasi sebelumnya. Kesenjangan ini membuat keterampilan seperti komunikasi interpersonal, budaya kerja, keterampilan teknis, dan berpikir kritis harus diajarkan secara lebih intensif kepada generasi Z.
  4. Gen Z terampil dalam mengakses internet sehingga memiliki pemikiran yang luas (global).
  5. Gen Z terbuka terhadapberbagai pandangan dan menerima perbedaan.

Terlihat bahwa anak-anak generasi Z memiliki karakteristik yang khas. Pola asuh mereka harus disesuaikan dengan karakteristik itu. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nurturing Care tahun 2015, sebesar 45% anak-anak Indonesia berisiko mengalami perkembangan yang buruk. Permasalahan tersebut disebabkan kurangnya perhatian orang tua dalam pendampingan anak. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, orang tua harus menerapkan pola asuh yang tepat.

Dengan meluasnya penggunaan internet, orang tua generasi Z umumnya menerapkan pola asuh berdasarkan informasi yang diterima dari internet. Mereka tidak mendidik anak-anak mereka dengan cara yang diturunkan dari generasi sebelumnya. Mereka lebih memilih untuk mempraktikkan pola asuh yang dipelajari dari internet.

Orang tua gen Z juga cenderung tidak kaku pada aturan. Mereka membebaskan anak untuk tumbuh dan bereksplorasi secara mandiri. Ini tidak berarti mereka abai terhadap anak-anak mereka. Orang tua gen Z justru memberikan pendampingan secara tidak langsung kepada anak agar tidak terjerumus pada permasalahan dan bahaya di era digital ini.

Namun, orang tua gen Z tidak terbebas dari tantangan. Mereka harus mampu mengelola dan memanfaatkan teknologi secara tepat untuk tujuan positif. Orang tua gen Z juga perlu menyesuaikan cara mendidik dengan karakter anak agar dapat lebih diterima. Upaya tersebut akan berhasil apabila orang tua gen Z bersedia memposisikan dirinya sebagai teladan yang baik untuk anak di tengah tantangan teknologi di era digital ini.

Primrose

Sumber:

https://web.archive.org/web/20220831093247/https://pskp.kemdikbud.go.id/produk/artikel/detail/3133/gen-z-dominan-apa-maknanya-bagi-pendidikan-kita, diakses 10 Oktober 2022

https://web.archive.org/web/20221007032540/https://lldikti5.kemdikbud.go.id/home/detailpost/menumbuhkan-pribadi-positif-pada-anak-melalui-hypnoparenting, diakses 10 Oktober 2022

https://web.archive.org/web/20220302014836/https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2016/05/rumah-kunci-sukses-pola-asuh-anak, diakses 10 Oktober 2022

Widayat, Drs. Hikmat, Endang Titik Setianingsih, S.Pd, Yohanes Lilik Subiyanto, M.Hum. 2017. Pengasuhan di Era Digital. Yogyakarta: Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat