Mengajar di kelas hingga mengurus administrasi menjadi tantangan tersendiri bagi guru. Apabila harus mengerjakan tugas tanpa henti, guru dapat mengalami stres. Tak hanya itu, guru juga bisa merasa gagal saat membimbing muridnya. Apalagi, guru sebagai pendidik juga memiliki peran lain yang harus dilaksanakannya, seperti menjadi orang tua bagi anak-anaknya, mengerjakan kewajiban sebagai suami atau istri bagi pasangannya, dan tentunya menjalani kehidupan sosial di lingkup masyarakat. Berbagai peran yang harus dijalankan oleh guru menyita waktu, pikiran, dan tenaga sehingga menimbulkan tekanan berat bagi guru.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Bagia Arif Saputra, seorang spesialis manajemen emosi memberikan tips mengelola stres bagi guru. Berikut lima tips yang dapat dipraktikkan guru dalam mengelola stres.
- Memberi waktu istirahat kepada diri sendiri
Mengingat beban yang banyak, guru perlu menyediakan waktu untuk beristirahat. Menurut Bagia, aih-alih menghukum diri sendiri karena beban yang ada, sebaiknya guru mengingat bahwa dirinya masih manusia dan wajar jika mengalami kelelahan atau kebingungan. Guru dapat mengatasi hal ini dengan memberikan waktu kepada diri sendiri untuk beristirahat.
“Alih-alih kita menghukum diri, it’s okay untuk diri kita istirahat terlebih dahulu. Daripada time out, saya memilih time in, memberikan waktu untuk diri kita sendiri,” kata Bagia.
- Mengidentifikasi penyebab
Setelah mengistirahatkan diri, guru baru bisa mulai mengevaluasi hal-hal yang menyebabkan stres.
“Dari situ kita bisa mengidentifikasi apa yang menyebabkan saya menjadi negatif dan memiliki pikiran negatif. Kita bisa merunut benang merah akarnya di mana,” papar Bagia.
- Mempunyai Support System
Terkadang guru tidak kuat memikul beban stres yang sangat berat. Guru sebaiknya mencari support system untuk menguatkan dan menjadi teman cerita ketika sedang stres.
“Kadang memang sulit untuk dihadapi sendiri. Temukan teman satu profesi atau kolega untuk mencurahkan hati kita tanpa takut dihakimi karena kadang kita hanya perlu didengarkan,” ujar Bagia.
- Mencari Bantuan Profesional
Bagi beberapa orang, masalah di ruang kerja tidak dapat didiskusikan dengan pasangan atau teman. Guru bisa mencari seorang ahli atau profesional di bidangnya. Baik psikolog maupun psikiater akan menjadi tempat aman dan nyaman untuk bercerita.
“Kalau memang enggak menemukan orang yang cocok, temukanlah profesional. Baik psikolog atau psikiater untuk menjadi ruang aman bagi kita,” ucap Bagia.
- Memaafkan diri sendiri
Manusia sangat rentan melakukan kesalahan. Dengan mengingat bahwa manusia bisa melakukan kesalahan dan kegagalan, cobalah untuk memaafkan diri sendiri.
“Dalam prosesnya, seorang guru pun harus belajar memaafkan diri sendiri. Karena kalau kita bisa memanusiakan diri kita, kita juga bisa memanusiakan murid-murid kita. Kita bisa melihat mereka menjadi lebih jelas dan menjadi ruang aman bagi siswa,” papar Bagia.
Nah, mari praktikkan tips-tips di atas. Semoga stres akan berkurang, dan Bapak/Ibu Guru lebih bersemangat lagi menjalankan semua tugas dan kewajiban.
Aditya Pratama
Sumber:
https://www.haibunda.com/parenting/20221128121517-61-290515/6-tips-kelola-stres-bagi-bunda-yang-berprofesi-sebagai-guru/2, diakses 28 Desember 2022.
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6431832/intip-4-tips-kelola-stres-untuk-guru-sudah-coba, diakses 28 Desember 2022.